on | 0 komentar
Syarat-syarat Penerjemah
Penerjemahan adalah proses komunikasi. Penerjemah dituntut untuk mengetahui betul apa yang akan dikomunikasikan, mengetahui siapa sasaran komunikasi, serta dapat menentukan alat komunikasi dan bagaimana komunikasi tersebut akan disampaikan.

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa penerjemah perlu:
1. Menguasai masalah atau materi/subjek naskah yang akan diterjemahkan. Akan sukar menerjemahkan naskah ilmu pengetahuan atau teknologi misalnya, bila penerjemah tidak memiliki latar belakang pendidikan atau pengetahuan di bidang tersebut. Dalam menerjemahkan suatu proses, kita tidak akan dapat menjelaskan dengan benar, bila kita sendiri tidak memahami benar, bagaimana proses tersebut berlangsung. Penerjemahan bukan hanya masalah kebahasaan yang dapat dibantu dengan sekedar kamus, tetapi harus didukung oleh pengetahuan mengenai materi atau masalah yang akan diterjemahkan. Jadi, tidak semua penerjemah dapat menerjemahkan segala masalah.

2. Menguasai bahasa sumber, termasuk struktur, kebudayaan, dan istilah-istilah khusus dalam materi yang akan diterjemahkan. Bahasa di sini bukan sekedar kosa kata, melainkan juga menyangkut ungkapan dan struktur bahasa yang berlainan dengan struktur bahasa penerima/sasaran.
3. Menguasai bahasa penerima/sasaran (dalam hal ini, bahasa Indonesia) dan mempunyai keterampilan menulis dan memilih padanan kata yang tepat dari suatu kata atau frase bahasa sumber. Penulis yang mahir dapat menjadi penerjemah yang baik, karena ia sudah terbiasa menyajikan pokok-pokok pikiran dalam bentuk tulisan. Dalam hal menerjemahkan karya ilmiah, pekerjaan akan banyak terbantu, bila kita menggunakan kamus istilah dalam bidang ilmu tersebut. Mungkin kita tidak selalu dapat menemukan padanan suatu istilah dalam bahasa Indonesia, karena memang belum terbakukan. Dalam hal demikian, bila pembaca sasaran merupakan kalangan ilmiah tertentu, penerjemah dapat mempertimbangkan untuk tetap menggunakan istilah asing tersebut, atau menulisnya dengan ejaan bahasa Indonesia.
4. Memahami gaya, jiwa, dan respons yang diharapkan penulis asli dalam karya yang diterjemahkan, sehingga pembaca karya terjemahan akan memberikan tanggapan yang sama dengan pembaca naskah/buku asli.
5. Memahami latar belakang dan daya tangkap para calon pembaca naskah/buku terjemahan, menempatkan diri di tempat pembaca.
6. Mempunyai cukup waktu dan tidak terganggu oleh kegiatan-kegiatan lain. Penerjemah- an memerlukan perhatian khusus.
7. Mempunyai cukup pengalaman dan latihan.

Di samping hal-hal tersebut, dapat ditambahkan persyaratan lain, misalnya keberanian, ketekunan, rasa tanggung jawab, logika/akal sehat, sifat/daya kritis, disiplin diri, proses penerbitan dan pencetakan.

Mendapatkan judul untuk diterjemahkan.
- Daftar atau katalog buku, yang dapat kita minta dari penerbit
- Pengamatan di toko buku yang menjual buku-buku impor
- Melihat di perpustakaan lembaga/perwakilan negara asing
- Melihat di stand penerbit asing di pameran buku
- Dari majalah-majalah buku asing, katalog book-club
- Melihat pameran buku asing di luar negeri, misalnya di Frankfurt Bookfair, Pesta Buku Malaysia, Singapore Bookfair, dan pameran-pameran buku internasional yang lain.
- Dari buku-buku yang digunakan di perguruan tinggi di luar negeri, ketika dosen atau mahasiswa belajar di luar negeri.
- Banyak juga lembaga internasional yang menerbitkan buku, misalnya WHO, UNICEF, UNESCO, ILO, IRRI, dan LSM di negara-negara maju yang memberikan izin bukunya diterjemahkan dan diterbitkan, bahkan tidak meminta pembayaran royalti.*** (Dari berbagai sumber/Dadi Pakar)
on | 0 komentar
** PESTA BUKU DISKON 2010 **

Senin - Jumat, 13 s.d. 17 Desember 2010
Pukul 09.00 - 17.30 WIB
Grha Sanusi Hardjadinata (Kampus Unpad)
Jln. Dipati Ukur 35, Bandung.

Kepada para penerbit anggota Ikapi Jabar dan Ikapi cabang daerah lain, atau distributor buku yang berminat mengikuti acara ini, dipersilakan untuk menghubungi Sekretariat Ikapi Jabar, Jln. Ibu Inggit Garnasih 30. C, Bandung, tlp: (022) 5224572 dan 72205000.

Kontak
Divisi Pemasaran
HP: 081220650909

Divisi Promosi
HP: 08122173169

Divisi Acara
HP: 081809992699

Acara yang akan digelar:

Diskusi Interaktif
“Jangan-Jangan Kita Komunis”, pembicara: Taufik Ismail, Prof. Dr. Ahmad Mansur Suryanegara, Sutoyo MK (Persembahan Paramedia Komunikatama)

“Unpad, Menuju World Class University Berbasis Islami”, pembicara: Dr. Fahmy Lukman, M.Hum (Dosen Sastra Unpad), Prof. Dr. Dede Mariana (Dosen FISIP), Prof. Dr. Ganjar Kurnia, Ir.,D.E.A (Rektor Unpad) (persembahan DKM Unpad)

“Membangun Pendidikan berbasis Syariah, Meruntuhkan Pendidikan Sekulerisme”, pembicara: Dr. Arim Nashim, SE,Ak (Dosen UPI), Prof. Dr. Cecep Darmawan, M.Si.(Pembantu Rektor III UPI) (Persembahan Kalam UPI)

” Refleksi Akhir Tahun 2010”, pembicara: Prof. Dr. Dede Mariana (Dosen FISIP Unpad), Rizqi Awal (BKLDK Jawa Barat), Lutfi Afandi (Pengamat Politik Islam) (Persembahan Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus/BKLDK Jawa Barat)


Bedah Buku
”Menantang Amerika”, pembicara Farid Wajdi, S.IP. (penulis Buku) (Persembahan UMMI Unikom)

Talk Show
”Membangun Peradaban Industri, Melepaskan Cengkraman Asing”, Pembicara: Dr. Pri Hermawan, Singgih Saptadi (Persembahan HATI ITB)

Seminar
“Budaya Takonology” untuk Dasar Menulis dan Hidup Kreatif, Pembicara: Bagus Sujiwo/ Lutfi (Motivator Nasional/Penulis Buku Takonology), Erwan Juhara (Penulis Nasional/Ketua Agupena Jabar) (Persembahan Agupena Jabar dan Penerbit Nuansa Majalengka)


Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama
IKAPI Jawa Barat dan Unpad
didukung oleh Pemkot Bandung.

on | 0 komentar







Bisa didapatkan di:

Bekasi
Kak Nurdin Arsjad,
Sanggar Tunas, Jl. Matahari Raya 455-456,
Kompl. Jaka Sampurna Galaxi, Bekasi Barat.


Bandung
Penerbit AkuSukA
Jl. Babakan Jeruk IIID No. 24,
Tel. (022) 2013016
0811237690
(Terusan Pasteur)

Toko Alat Pramuka "Satu Tujuan"
Terusan Jl. Jakarta No. 109A
Bandung

Atau bisa dilihat di:
Kedai Pramuka Kwarcab Kota Bandung
di Taman Pramuka
on | 0 komentar
Mencegah penyakit dengan mencuci tangan

Penyakit dapat dicegah dengan membiasakan mencuci tangan memakai sabun dan air, setelah menangani kotoran dan sebelum memegang makanan.

Mencuci tangan dengan sabun dan air, akan membuang penyakit dari tangan. Tindakan ini akan mencegah kuman mengenai makanan atau masuk ke dalam mulut. Sabun dan air harus tersedia dengan mudah bagi semua anggota keluarga yang akan mencuci tangan.

Sangatlah penting mencuci tangan, khususnya sehabis buang air besar, sebelum menangani makanan, dan setelah membersihkan bayi atau anak yang baru buang air besar.

Anak-anak sering memasukkan tangannya ke dalam mulut. Oleh karena itu, kita perlu sering mencuci tangan anak, teristimewa sebelum memberinya makan.

Muka anak harus dicuci, paling sedikit satu kali sehari. Hal ini akan mencegah lalat hinggap ke mukanya dan dengan demikian tidak menyebabkan infeksi mata. Sabun dapat membantu membersihkan, tetapi tidak mutlak perlu.

Penyakit dapat dicegah bila kita buang air di kakus.

Satu-satunya tindakan penting yang dapat dilakukan setiap keluarga untuk mencegah penyebaran penyakit ialah membuang tinja dengan aman. Banyak penyakit, terutama diare, berasal dari kuman penyakit yang terdapat dalam tinja manusia. Orang dapat menelan kuman penyakit itu, bila kuman masuk ke dalam air, ke dalam makanan, mengenai tangan, atau mengotori alat-alat dan permukaan yang digunakan untuk menyiapkan makanan.

Untuk mencegah hal itu:
- Gunakanlah kakus.
- Bila tidak di kakus, orang dewasa maupun anak-anak harus buang air jjauh dari perumahan, jalan, sumber air, dan jauh dari tempat anak-anak bermain. Setelah buang air, tinja harus dikubur. Tinja bayi dan anak-anak lebih berbahaya daripada tinja orang dewasa. Oleh sebab itu, anak-anak kecil pun harus buang air di kakus. Jika anak-anak berak tidak di kakus, tinjanya harus segera dibersihkan dan dibuang ke kakus atau dikubur.
- Kakus harus dibersihkan secara teratur dan selalu ditutupi.
- Tinja binatang pun harus dijauhkan dari rumah dan sumber air.

Penyakit dapat dicegah dengan menggunakan air bersih Keluarga-keluarga yang mendapat banyak air dari saluran air bersih, serta tahu bagaimana menggunakannya, jarang terkena penyakit.

Keluarga-keluarga yang tidak mendapat air dari saluran air bersih, dapat mengurangi penyakit, bila mereka melindungi air dari kuman penyakit, dengan cara:

- Menutupi sumurnya baik-baik.
- Menjauhkan tinja dari air buangan (khususnya dari kakus), dari sumber air lain yang digunakan untuk memasak, minum, mandi, atau mencuci.
- Menjaga ember, tali, dan gentong yang digunakan untuk mengambil dan menyimpan air, agar selalu bersih. (Misalnya dengan cara menggantungkan ember, tidak meletakkannya di tanah).
- Mencegah binatang agar tidak mengotori air minum.

Para keluarga dapat mengusahakan air di rumah tetap bersih, dengan cara:
- Menyimpan air minum dalam wadah tertutup yang bersih.
- Mengambil air dari wadahnya menggunakan gayung atau cangkir yang bersih.
- Melarang siapa pun memasukkan ta-ngan ke dalam wadah air, atau meminumnya langsung dari tempat tersebut.
- Mengusir binatang-binatang dari dalam rumah.

Penyakit dapat dicegah dengan mendidihkan lebih dulu air yang akan diminum.
- Meskipun jernih, air belum tentu bebas dari kuman penyakit. Air dari pipa air bersih, mungkin memang bersih, sedangkan air dari sumber-sumber lain, boleh jadi mengandung kuman penyakit.
- Dengan mendidihkan air, kuman penyakit di dalamnya akan mati. Oleh karena itu, sebelum diminum, air yang diambil dari sumber seperti kolam, parit, mata air, sumur, tangki dan pompa air, harus dididihkan dan didinginkan. Sangatlah penting mendidihkan dan mendinginkan air yang akan diberikan kepad bayi dan anak-anak kecil, karena mereka kurang tahan terhadap kuman penyakit, dibandingkan dengan orang dewasa.
- Jika tidak dapat dididihkan, simpanlah air minum di dalam wadah plastik atau kaca tertutup, yang dibiarkan disinari matahari selama dua hari sebelum digunakan.


Penyakit dapat dicegah dengan mengusahakan agar makanan tetap bersih.


- Kuman penyakit pada makanan dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan sakit. Makanan dapat dijaga tetap bersih, dengan cara:
- Dimasak sempurna, terutama daging.
- Memakan makanan segera sesudah dimasak, sehingga tidak sempat basi atau busuk.
- Jika makanan akan disimpan selama lebih dari lima jam, makanan itu harus di-usahakan tetap panas atau tetap dingin.
- Bila makanan yang telah dimasak disimpan agak lama, makanan harus dimasak kembali hingga panas, sebelum dimakan.
- Daging mentah, teristimewa daging ayam, biasanya mengandung kuman penyakit. Oleh karena itu sebaiknya dicegah bersentuhan dengan daging yang sudah dimasak. Alat-alat dapur dan meja tempat menyiapkan makanan, harus selalu dibersihkan setelah digunakan untuk menyiapkan daging mentah.
- Menjaga permukaan tempat menyiapkan makanan selalu bersih.
- Menjaga makanan tetap bersih, ditutupi dan tidak disentuh lalat, tikus, cecurut, kecoa, dan binatang lain.

Penyakit dapat dicegah dengan membakar atau mengubur sampah rumah tangga.

Kuman penyakit dapat disebarkan oleh lalat, yang biasa berkembang biak pada sampah, seperti sisa-sisa makanan dan potongan kulit buah-buahan dan sayuran. Setiap keluarga harus memiliki lubang untuk mengubur atau membakar sampah rumah tangga setiap hari.

(Diterjemahkan dari buku FACTS FOR LIFE, terbitan bersama WHO, UNICEF, dan UNESCO)
on | 0 komentar
Agar buku ‘jalan’, buku harus dibaca. Agar menonjol dari puluhan ribu judul yang diterbitkan setiap tahun, buku harus mencapai ‘ujung tombak’; buku harus memanfaatkan pembicaraan ‘dari mulut ke mulut’. Untuk menjadi sebuah bestseller buku harus disarankan oleh seseorang kepada orang lain.

1. Menempatkan buku di toko buku. Untuk mencapai pelanggan/pembaca yang belum kita kenal, kita memerlukan penyalur. Toko-toko buku dan penjual yang lain akan menjual buku kepada pembaca akhir. Cara paling baik untuk mencapai toko buku adalah melalui penyalur. Penyalur mengambil sekitar 66% (di Indonesia, 55%?) dari harga eceran kita. Penyalur mempunyai sales yang mengunjungi toko buku, menerima pesanan, mengirimkan buku-buku, lalu menerima pembayaran. Mereka memberikan sekitar 50-55% kepada wholesaler, dan memberi rabat 40% atau lebih, kepada toko buku atau penjual eceran. Penyalur mendapatkan bagiannya.

Penting: Pengarang/Penulis harus melakukan promosi. Penerbit menempatkan buku di toko buku, dan memuatnya dalam katalog. Titik!

2. Membuat pembeli/pembaca datang ke toko buku. Bentuk promosi buku yang paling murah dan efektif adalah resensi buku dalam/melalui suratkabar yang terarah atau majalah dan publikasi khusus.
3. Buku harus disajikan kepada sebanyak mungkin calon pembaca.
4. Manfaatkan promosi melalui internet!
5. Aneh! Toko buku merupakan tempat yang buruk untuk menjual buku (khusus). Banyak tempat lain untuk menjual buku, selain toko buku. Misalnya, toko-toko khusus (komputer, alat olahraga, toko alat/bahan pertanian, mainan, supermarket/department store, Kita dapat menjadikan toko, perkumpulan/organisasi, majalah, dan konferensi/rapat besar, menjadi tempat penjualan.
6. Memotong jalur perantara. Sekarang kita dapat memotong jalur perantara dan menjual langsung kepada pembaca/pengguna akhir. Sebagian besar konsumen akan mencari Anda, dan Anda tidak perlu mencari mereka.
7. Memanfaatkan e-commerce atau toko internet.


8. Cara paling efektif dan paling murah untuk mempromosikan buku kita ialah dengan banyak mengirimkan buku contoh untuk diresensi kepada terbitan (majalah, koran, buletin) khusus, menindaklanjutinya dengan berita buku dan artikel, serta menggunakan e-mail langsung kepada rekan-rekan/kenalan kita.

Dikutip dari: Dan Poynter’s Para Publishing Book Information Kit: Promotion
(http://parapub.com/sites/para/resources/infokit.cfm)
on | 0 komentar
Setiap tahun kira-kita tiga juta jemaah datang ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji tahunan, ibadah yang didambakan oleh setiap muslim yang taat, untuk dilakukan paling sedikit satu kali seumur hidup.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, lebih dari 4.000 Pramuka/Pandu dari seluruh negeri tersebut, menyediakan tenaganya untuk membantu memberikan informasi, menunjukkan jalan, menolong anak hilang menemukan orangtua mereka, memberikan pertolongan pertama, dan sebagainya. Kegiatan itu mungkin merupakan proyek pengabdian masyarakat tahunan terbesar yang dilakukan Pramuka di dunia.
Para Pramuka itu secara sukarela membaktikan waktunya selama 15 hari, dan mendapatkan pelatihan khusus dalam pertolongan pertama dalam kecelakaan dan berbagai keterampilan berkomunikasi.

Kartu-kartu ucapan terimakasih yang dikirim para jemaah yang telah mereka bantu, mempunyai nada yang hampir sama: mereka tersesat dalam lautan jutaan manusia, lalu melihat pemandangan yang pernah mereka amati – seorang muda berseragam Pramuka, seperti yang mereka lihat di tanah airnya, atau yang dulu pernah mereka pakai – kemudian mereka tahu bahwa mereka selamat/aman.***

** Dikutip dari EMPOWERING YOUNG ADULTS, terbitan WOSM.

on | 0 komentar
Anda ingin membuat buku? Mengapa tidak! Setiap orang dapat, dan boleh, membuat buku. Apakah Anda seorang guru, seorang ahli keagamaan, seorang dosen, seorang pengusaha, seorang seniman, seorang polisi, seorang ahli komputer, seorang petani, seorang anak, seorang ibu rumah tangga, atau seorang apa pun, bila mempunyai sesuatu gagasan atau masalah yang ingin disampaikan kepada orang lain, Anda dapat menuangkannya dalam sebuah buku.

Mulai dari Gagasan
Buku bermula dari suatu gagasan, pemikiran, pesan, pengalaman, ilmu, bahkan khayalan seseorang yang ingin disampaikan kepada orang lain. Misalnya suatu cerita detektif atau cerita petualangan yang menegangkan atau mengasyikkan rekaan seorang pengarang, atau gagasan mengenai penyelenggaraan masyarakat dan negara, politik, kisah perjalanan, cerita keberhasilan, petunjuk cara melakukan sesuatu, ilmu pengetahuan dan teknologi, kisah kehidupan seseorang, dapat dijadikan bahan tulisan dalam buku.


Buku dapat menghibur. Buku-buku humor, komik, novel, cerita detektif, rekaan ilmiah, roman, dongeng dan cerita anak-anak -- yang tidak menggurui -- baik rekaan maupun yang sungguh-sungguh terjadi, dapat mendatangkan kesenangan atau kegembiraan kepada pembacanya. Cerita detektif yang menegangkan atau kisah percintaan yang menyedihkan pun, memberikan hiburan kepada pembacanya; merupakan selingan bagi kehidupan dan kegiatan pekerjaan sesungguhnya sehari-hari.

Buku dapat memberi informasi. Buku-buku petunjuk kesehatan populer, buku mengenai pendidikan keluarga, ensiklopedia, kamus, buku ajar, buku-buku ilmiah akademik ataupun populer, dapat dijadikan rujukan bagi siapa pun yang memerlukannya. Buku-buku semacam ini dapat membantu seseorang meningkatkan pengetahuan maupun keterampilannya, baik di bidang profesi atau pekerjaannya, maupun sebagai tambahan pengetahuan untuk meningkatkan wawasan dan kualitas dirinya.

Buku pun dapat meningkatkan keterampilan, mendorong kemajuan seseorang; baik keterampilan berkarya, maupun keterampilan bermasyarakat. Buku-buku tentang cara melakukan suatu pekerjaan, kejuruan atau keahlian, maupun sekadar petunjuk untuk hobi atau pengisi waktu senggang, dapat memberikan bekal kepada siapa pun yang ingin meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam suatu bidang. "Buku-buku sukses" yang menceriterakan keberhasilan seseorang, atau buku petunjuk untuk mengembangkan, baik dalam berwiraswasta atau kemampuan berperilaku dan bertindak untuk mencapai prestasi, merupakan suatu kelompok atau jenis buku yang banyak diterbitkan.


Memang benar, bila dikatakan bahwa buku adalah sumber ilmu, buku adalah sahabat yang setia dan teman akrab yang penuh tahu, buku adalah jembatan menuju kemajuan dan jalan menuju sukses, buku dapat mencerdas- kan bangsa, buku adalah sumber kearifan, buku adalah guru segala ilmu, dan sederet panjang lagi "buku adalah . . . . . . ". Namun benar juga "Buku sebagai pajangan adalah pemborosan", sebagai ucapan Bapak G.H. Mantik dalam "Bicara 235 Tokoh Tentang Buku".

Nah, bila Anda mempunyai pemikiran atau gagasan, ilmu, keterampilan, petunjuk, pengalaman, ataupun khayalan yang ingin disampaikan kepada orang lain, apa lagi bila semuanya itu bermanfaat, Anda sudah mulai mengarah kepada terciptanya sebuah buku. Langkah selanjutnya adalah menyusun bahan-bahan tersebut dalam sistematika yang baik, dalam bahasa dan sajian yang mudah dan enak dibaca dan difahami, sesuai dengan pembaca sasarannya.

Tahap Produksi

Bila naskah telah tersusun lengkap, Anda sudah dapat mulai "memproduksi" buku. Anda mulai dengan merancang bentuk dan ukuran buku, kemudian menyediakan ilustrasi atau gambar untuk membuat buku lebih menarik, di samping menambah pemahaman oleh pembaca. Setelah ada naskah, tersedia bahan ilustrasi, ada gambaran mengenai bentuk dan penampilan buku, Anda lebih siap lagi untuk melanjutkan proses produksi melahirkan buku.


Bila dianggap naskah sudah "siap cetak", langkah pertama produksi buku adalah menyalin naskah - yang mungkin berupa tulisan tangan atau ketikan mesin tik - menjadi halaman-halaman buku dengan huruf cetakan. Hal ini bisa dilakukan dengan mesin tik biasa, atau mesin tik listrik, atau sekarang dengan komputer, baik dengan pengolah kata biasa, atau lebih baik lagi dengan program desk top publishing yang menyediakan jenis, bentuk, dan ukuran huruf beragam dan indah. Pengetikan atau penyusunan huruf dilakukan sekaligus dengan mengatur penempatan gambar atau ilustrasi di tempat-tempat yang tepat. Ditentukan juga huruf untuk judul-judul bab, keterangan gambar, tabel-tabel, grafik, bila perlu. Semuanya disusun dalam halaman-halaman, sesuai dengan ukuran buku yang Anda rencanakan. Untuk lebih "profesional", dirancang sampul buku, halaman judul buku, daftar isi, indeks,daftar pustaka, serta bagian-bagian buku lain, yang dapat Anda tiru dari buku penerbit profesional.

Kemudian hasil penyusunan huruf, yang sudah lengkap dengan ilustrasi di tempat yang tepat, Anda susun menurut urutan halaman buku. Sampul, yang biasanya dari kertas lebih tebal dari isi buku, dapat diberi judul dan nama pengarang menggunakan huruf yang lebih besar, dapat juga diberi ilustrasi; satu warna atau warna lengkap, tergantung pada kemampuan Anda sebagai "desainer". Tumpukan kertas halaman buku kemudian dijilid. Bila bukunya tipis, penjilidan dapat dengan stapler atau dijahit benang. Bila bukunya tebal, punggungnya dilem, kemudian dipasangi sampul. Jadilah buku Anda; hasil karya Anda sendiri. Mulai dari mengarangnya, sampai memproduksinya. Akan tetapi, buku yang jadi hanya satu.

Jika Anda menginginkan beberapa buah, untuk dibagikan kepada teman-teman, sebelum dijilid, hasil penyusunan huruf dapat diperbanyak dengan fotokopi. Jilidnya juga dibuat beberapa buah, apakah dengan tangan atau difotokopi bila tidak berwarna. Selesai difotokopi, tiap buku dijilid; jadilah beberapa buku Anda. Anda dapat membagikannya -- atau menjualnya -- kepada orang lain. Bila Anda kemudian menjual buku-buku tersebut, apakah secara langsung kepada pembaca, atau melalui toko buku atau penjual buku lain, lengkaplah kegiatan Anda sebagai penerbit buku. Anda telah menjadi penerbit yang melakukan segala prosesnya sendiri; dari mengarang, memproduksi, kemudian menjualnya. Selamat!

Bila tidak mau terlalu repot mengurus produksi buku, dan Anda ingin jumlah buku lebih banyak, sampai ribuan, setelah naskah tersusun dan bahan ilustrasi tersedia, Anda dapat pergi ke sebuah percetakan. Anda dapat meminta mereka untuk memperbanyak buku dengan mesin-mesin lebih canggih yang mereka punyai. Setelah percetakan mencetak buku menurut jumlah pesanan Anda, Anda membayar ongkos cetak, kemudian mengambil semua buku lalu menitipkannya kepada toko atau penjual buku untuk dijual. Dengan demikian pun, Anda masih boleh disebut penerbit.

Hubungi Penerbit

Akan tetapi, bila Anda mau lebih "enak" dan tidak repot lagi memproduksi dan menjual buku yang sudah jadi, atau Anda tidak punya biaya untuk membayar ongkos cetak, setelah Anda menulis naskah ditik rapih, diberi sembir kiri dan kanan, spasi jarang, pada kertas tidak timbal balik, lalu menyediakan ilustrasi, Anda dapat menghubungi penerbit buku. Pilihlah penerbit yang biasa menerbitkan jenis buku yang sesuai dengan naskah yang Anda susun. Tawarkanlah naskah tersebut kepada penerbit.

Bila dengan berbagai pertimbangannya, penerbit bersedia menerbitkan naskah Anda menjadi buku, biasanya akan dibuat perjanjian penerbitan; Anda menyerahkan naskah tersebut kepada penerbit, yang akan memperbanyak/ memproduksi buku serta menjualkannya untuk Anda. Pada saat penyerahan naskah tersebut, Anda tidak usah mengeluarkan biaya apa-apa. Bahkan mungkin, Anda mendapat uang. Penerbit akan menanggung segala biaya produksi dan pemasaran buku tersebut, sedang Anda akan memperoleh bagian dari hasil penjualan buku , bila nanti sudah terbit dan terjual. Bagian tersebut, persentase dari harga buku yang terjual, biasa disebut royalti.

Penerbit akan melakukan kegiatan seperti yang Anda lakukan ketika menerbitkan sendiri. Namun akan lebih profesional, karena mereka mempunyai bagian dan petugas-petugas khusus untuk menangani setiap tahap dari penerbitan buku. Mereka pun akan lebih memperhatikan segi bisnisnya, dibandingkan Anda yang lebih didorong oleh idealisme.

Pada umumnya, di penerbit ada beberapa bagian yang mempunyai tugas tertentu dalam proses penerbitan. Seperti pada perusahaan-perusahaan lain, tentu saja ada direktur dan manajemen, yang mengatur agar perusahaan berjalan sehat dan mendapat keuntungan dari hasil usahanya. Dengan keuntungan dari satu buku, dapat diterbitkan buku-buku lain.

Isi Perut Penerbit

Siapakah penerbit? Seperti telah diuraikan di atas, secara sederhana dapat dikatakan bahwa penerbit adalah badan yang memperbanyak naskah seorang pengarang atau penulis, dalam bentuk buku, kemudian menyebar- kannya kepada masyarakat pembaca yang memerlukannya. Ditinjau dari sudut komunikasi, penerbit menjadi perantara, antara sumber informasi (pengarang) dan penerima informasi (pembaca). Dalam peran dan kegiatannya, penerbit mempunyai banyak mitra selain penulis, misalnya penerjemah, perancang buku, ilustrator, percetakan, penyalur/distributor buku, toko buku, perpustakaan dan pustakawan, media massa, kalangan pendidikan, bank, penanam modal, pemerintah, penerbit-penerbit lain, dan terutama masyarakat pembaca serta pengguna buku. Dalam mengatur kegiatan pengalihan naskah menjadi buku, penerbit menyediakan modalnya sendiri atau modal dari sumber lain.

Pada awal kegiatannya, penerbit menerima, mencari, atau mengusahakan naskah yang sudah jadi dari penulis atau pengarang, penerjemah, atau meminta seseorang untuk menyusunnya. Penerbit kemudian mempertimbangkan, apakah naskah yang diperolehnya patut diterbitkan; artinya, apakah banyak orang lain yang memerlukannya, akan membeli dan membacanya bila sudah jadi buku.

Untuk melaksanakan pengadaan, pertimbangan, dan pengolahan naskah, biasanya di penerbit ada bagian khusus; ada yang menamakannya Bagian Editorial, Dewan Penyunting, Bagian Pernaskahan, atau nama lain. Bila setelah dipertimbangkan, naskah diterima untuk diterbitkan, ada petugas dari Bagian Editorial ini yang bertugas menyunting naskah, yaitu mempersiapkan naskah, baik dari segi isi, bahasa, sistematika, dan cara penyajiannya, yang biasa disebut Penyunting Naskah.

Selain Bagian Editorial, bagian penting lain dalam penerbit adalah Bagian Produksi, yang merancang dan memproduksi buku bekerja sama dengan percetakan. Bagian Produksi, bersama Penyunting Naskah dan perancang buku, memberi petunjuk bentuk, ukuran, tata rupa, yang meliputi pemilihan jenis dan ukuran huruf, penyediaan ilustrasi, penentuan tata letak, pemilihan bahan kertas, cara penjilidan, serta masalah produksi yang lain. Bagian Produksi juga mengatur, mengikuti, dan bekerja sama dengan percetakan dalam proses produksi buku. Ada penerbit yang mempunyai percetakan sendiri, ada juga yang mencetak pada perusahaan percetakan di luar.

Bagian penting ketiga dalam penerbit yaitu Bagian Pemasaran, yang dapat mencakup promosi dan penjualan. Ada juga penerbit yang memisahkan Bagian Penjualan dari Bagian Pemasaran, dan mempunyai Bagian Promosi tersendiri. Bagian ini menangani usaha memperkenalkan buku kepada masyarakat, menyebarkan buku melalui penyalur/distributor/grosir atau toko-toko buku, dan menangani penjualannya. Sebelum atau menjelang terbitnya suatu buku, bagian promosi sudah mempersiapkan cara untuk mengumumkan terbitnya buku, memperkenalkannya kepada masyarakat, baik secara meluas, maupun secara terarah. Berbagai usaha dilakukan, misalnya mengirimkan sampul dan ringkasan isi buku, sebelum buku terbit. Atau, bila buku sudah terbit, membuat selebaran khusus mengenai buku tersebut, mengirimkan contoh buku kepada orang atau lembaga yang ada kaitannya, memasang iklan dan memuat tinjauan buku di media massa, mengirimkan surat penawaran khusus, mengirimkan contoh buku ke perpustakaan-perpustakaan, dan sebagainya.

Sejalan dengan usaha promosi, buku pun disebar ke pasar, ke toko-toko buku, penyalur buku. Mungkin juga buku dijual bukan di toko buku; buku-buku khusus dijual di tempat khusus pula, yang sesuai. Buku-buku berseri yang mahal, sering ditawarkan langsung dari pintu ke pintu rumah atau kantor oleh salesman.

Organisasi penerbit dapat berlainan dari satu penerbit ke penerbit lain, namun fungsi-fungsi pokoknya adalah pengadaan, pertimbangan, dan pengolahan naskah hingga siap cetak, lalu produksi atau penggandaan buku, dan akhirnya pemasaran dan penjualan buku yang telah jadi. Ketiga bagian utama penerbit, dapat dipimpin oleh seorang manajer; jadi ada Manajer Bagian Editorial, Manajer Bagian Produksi, dan Manajer Bagian Pemasaran/Penjualan, di samping manajer-manajer lain yang menangani urusan-urusan perusahaan sebagaimana pada perusahaan lain. Seperti juga pada jenis perusahaan lain, kegiatan penerbit merupakan usaha terpadu; antara bagian-bagian harus ada kerja sama yang erat. Bagian Editorial tidak seenaknya mencari dan menentukan naskah yang akan diterbitkan; Bagian Produksi tidak seenaknya menentukan bentuk atau penampilan buku; Bagian Pemasaran tidak bisa sendiri mempromosikan dan menjual buku tanpa bantuan bagian-bagian lain.

Bagian Editorial memerlukan informasi dari Bagian Pemasaran mengenai buku-buku yang diperlukan oleh masyarakat, maupun tentang penjualan buku penerbit di pasar,dan buku-buku penerbit lain yang sudah ada di pasar. Sebaliknya Bagian Pemasaran memerlukan petunjuk dan bantuan Bagian Editorial mengenai isi buku yang akan atau baru terbit, pembaca sasaran maupun cara-cara promosi dan penjualannya. Bagian Produksi perlu saran dan pendapat Bagian Editorial mengenai bentuk, tata rupa, kualitas, harga buku, karena Bagian Editorial tahu suatu buku untuk siapa dan bagaimana buku akan digunakan. Bagian Produksi pun perlu masukan dari Bagian Pemasaran mengenai kesukaan dan kecenderungan pasar, baik dalam hal harga maupun dalam penampilan buku.

Sekarang, setelah mengetahui isi perut penerbit, lebih jelaslah judul karangan ini; setiap orang dapat membuat buku. Akan tetapi, apakah Anda dapat menjadi penerbit, yang dapat menghasilkan buku yang diinginkan, dibutuhkan, dan kemudian dibeli pembaca? Dan di samping mencapai idealismenya, juga memperoleh keuntungan materi? Jawabannya tentu saja akan didapat setelah Anda mencoba menjalankan profesi yang menantang, mengasyikkan dan memberi kepuasan ini dengan kebulatan tekad. Siapa tahu Anda bisa!***
on | 0 komentar
Dadi Pakar saat ini adalah Editor di Penerbit Angkasa dan penerjemah lepas pada beberapa penerbit di Bandung dan Jakarta. Pernah bekerja di Penerbit Ganaco-Masa Baru (1974-1979). Pada tahun 1989 dan 1991 ia membantu penelitian Publishing Development in Sumatra and West Kalimantan dan Publishing Development in Eastern Indonesia yang diselenggarakan oleh British Council. Pada tahun 1991 ia bersama team Bank Dunia mengadakan Indonesia Book and Reading Development Study.

Satu atau dua hari dalam seminggu, dihabiskannya di Jatinangor, sebagai pengajar Program D3 Editing, Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Ia adalah Ketua IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Cabang Jawa Barat periode 1998-2002 dan salah seorang Ketua Yayasan Adi Sarana Pustaka, sebuah yayasan yang bertujuan mengembangkan masyarakat perbukuan.